Jumat, 08 Mei 2015

LAPORAN AUDIT MANUFAKTUR PADA PT. XYZ



Pemeriksaan Akuntansi 2
LAPORAN AUDIT MANUFAKTUR PADA PT. XYZ


 





DISUSUN OLEH :

§ ALINDA (20212645)

§  AL AZAR (20212559)


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2015




Kepada
Yth, Direktur PT. XYZ
Di Bekasi

          Kami telah melakukan audit atas Operasi dan Produksi pada PT. XYZ.  Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang kegiatan Operasi dan Produksi yang terjadi dalam perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai tepat jumlah, tepat mutu, tepat hasil produksi, dan biaya yang rendah. Audit atas Operasi dan Produksi yang dilakukan diharapkan dapat memberikan saran perbaikan atas kekurangan kegiatan operasi dan produksi perusahaan agar dimasa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.

          Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I                : Informasi Latar Belakang
Bab II              : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III             : Rekomendasi
Bab IV             : Ruang Lingkup Audit

          Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan,dukungan, dan kerjasama dari berbagai yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin dengan baik ini.



Bab I
INFORMASI LATAR BELAKANG


PT. XYZ yang berlokasi di Bekasi, bergerak dibidang produksi industri tekstil. Tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar dan kebutuhan pesanan khusus.
PT. XYZ merupakan perusahaan produsen dan eksportir tekstil yang menghasilkan produk celana pendek pria. PT. XYZ berada dibawah naungan Wisma GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia).

Tujuan dilakukannya audit adalah :
  1. Menilai apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar).
  2. Menilai apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat menghubungkan santara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
  3. Menilai apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.
  4. Menilai apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
  5. Menilai apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien.
  6. Menilai apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
  7. Menilai apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.


Bab II
KESIMPULAN AUDIT


Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
  1. Tidak adanya pemanfaatan kapasitas menganggur jika Jadwal Induk Produksi tidak disusun pada basis full capacity, sehingga penggunaan kapasitas tidak maksimal, yang seharusnya bisa dilakukan penerimaan pesanan produksi dengan harga dibawah tingkat laba normal.
  2. Tidak terdapat kebijakan tertulis tentang pengelolaan kebutuhan produksi diatas kemampuan kapasitas yang tersedia, sehingga sering kali terjadinya ketidaksesuaian antara kebutuhan produksi dengan kemampuan kapasitas yang dimiliki perusahaan.
  3. Tidak terdapat prosedur tertulis yang bisa dijadikan pedoman untuk mengubah volume produksi jika terjadi perubahan permintaan, sehingga ketika terjadi perubahan permintaan maka kemungkinan terjadinya pengambilan keputusan yang berbeda-beda dari setiap individu (kelompok yang berwenang). Hal tersebut memungkinkan terjadinya kemacetan proses (bottleneck).
  4. Tidak dilakukannya dokumentasi dan pelaporan biaya terhadap aktivitas-aktivitas kualitas pada perusahaan, sehingga pihak manajemen tidak dapat melihat informasi secara tertulis mengenai bagaimana perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kualitasnya.

Kriteria:
  1. Rencana produksi dan operasi memiliki rencana induk yang harus mencerminkan optimalisasi penggunaan sumber daya perusahaan dan mencegah semaksimal mungkin terjadinya kapasitas menganggur.
  2. Pengendalian produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) oprasi yang telah ditetapkan, agar keseimbangan antara sumber daya yang tersedia dengan permintaan total dapat dipertahankan.
  3. Pada pengendalian transformasi, perusahaan harus memiliki prosedur produksi secara tertulis, yang memberikan pedoman tentang hal-hal yang harus dipenuhi sebelum proses produksi dimulai.
  4. Pada pengendalian kualitas perusahaan, laporan biaya aktivitas kualitas harus memberikan informasi yang akurat tentang komposisi biaya kualitas.

Penyebab:
  1. Perusahaan sudah mempercayakan sepenuhnya kepada penanggung jawab tertentu walaupun tanpa adanya pedoman yang mendukung.
  2. Perusahaan sudah memperkirakan naik atau turunnya suatu produksi jika terjadi pengelolaan kebutuhan produksi diatas kemampuan kapasitas yang tersedia. Jika naik maka menambah CMT dan jika turun maka mengurangi CMT.
  3. Jika terjadinya perubahan permintaan volume produksi, perusahaan hanya mengambil keputusan berdasarkan kebijakan pimpinan secara langsung, tanpa adanya prosedur tertulis.
  4. Laporan atas aktivitas-aktivitas kualitas tidak dilaporkan secara tertulis oleh perusahaan.

Akibat:
  1. Produksi dan operasi tidak berjalan secara efektif dan efisien, karena pada kondisi ini iaya tetap untuk kapasitas yangmenganggur yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produk ada dalam posisi nihil (nol).
  2. Sering kali terjadinya ketidaksesuaian antara kebutuhan produksi dengan kemampuan kapasitas yang dimiliki perusahaan.
  3. Ketika terjadi perubahan permintaan maka kemungkinan terjadinya pengambilan keputusan yang berbeda-beda dari setiap individu (kelompok yang berwenang). Hal tersebut memungkinkan terjadinya kemacetan proses (bottleneck).
  4. Pihak manajemen tidak dapat melihat informasi secara tertulis mengenai bagaimana perusahaan mengelola aktivitas-aktivitas kualitasnya.



Bab III
REKOMENDASI


Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1.      Kelemahan yang terjadi pada rencana induk produksi dan operasi
2.      Kelemahan yang terjadi pada pengendalian produksi dan operasi yaitu pengendalian transformasi dan pengendalian kualitas.

Atas keseluruhan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1.      Perusahaan dapat memanfaatkan kapasitas menganggur jika jadwal induk produksi tidak disusun pada basis full capacity.
2.      Perusahaan harus membuat prosedur secara tertulis (pedoman) untuk mengubah volume produksi jika terjadi perubahan permintaan agar produktifitas yang dilakukan perusahaan dapat berjalan dengan stabil sesuai dengan sumber daya yang ada.
3.      Perusahaan harus membuat laporan atas aktivitas-aktivitas kualitas yang terjadi pada perusahaan agar aktivitas-aktivitas yang terjadi pada perusahaan dapat dikendalikan agar efektif dan efisien.



Bab IV
Ruang Lingkup Audit


Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah kegiatan produksi dan operasi. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen proses produksi, personalia yang bertugas dalam proses produksi, dan aktivitas proses produksi yang dilaksanakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar